TheBank Sentral Eropa (ECB) membuat langkah signifikan dalam mengadvokasi penerapan mata uang digital di Zona Euro .
Euro Digital
Dengan semakin dikenalnya potensi manfaat dan efisiensi mata uang digital, makaECB secara aktif menjajaki integrasi euro digital yang bertujuan untuk memodernisasi transaksi keuangan dan mempromosikan inklusivitas keuangan di seluruh Uni Eropa.
Beberapa negara Eropa, termasuk Finlandia, telah mengambil langkah penting dalam merangkul mata uang digital.
Didorong olehBank of Finland Tuomas Välimäki, Dewan Pemerintahan Bank Sentral Eropa, meluncurkan visi ambisius negara tersebut.
Lebih dari sekadar konsep, euro digital berada di garis depan inovasi pembayaran Eropa.
Välimäki membayangkan adanya pergeseran dalam norma-norma transaksional, memberdayakan individu untuk memanfaatkan dana bank sentral untuk pembayaran elektronik.
Dia mengungkapkan:
"Kemungkinan diperkenalkannya euro digital akan memberikan pilihan kepada konsumen untuk membayar dengan uang bank sentral di mana pun pembayaran elektronik diterima."
Dorongan Euro Digital Finlandia
Bekerja sama dengan Dewan Pembayaran Eropa, Bank of Finland secara aktif memfasilitasi pengembangan solusi pembayaran instan Finlandia.
Solusi ini akan diintegrasikan ke dalam transfer kredit, memberikan alternatif yang efisien untuk jaringan kartu pembayaran konvensional.
Awal tahun ini, sektor keuangan Finlandia menunjukkan kehebatannya dalam inovasi sebagaiPembiayaan Membran sebuah entitas Finlandia, mendorong stablecoin EUROe, yang didukung oleh euro, ke pasar Eropa.
Juha Viitala, CEO Membrane Finance, memposisikan EUROe sebagai katalisator yang mendorong orang Eropa untuk meningkatkan aset mereka melalui platform keuangan terdesentralisasi.
Langkah strategis ini menandai langkah penting dalam evolusi keuangan Eropa.
Masa Depan Euro Digital?
Terlepas dari berbagai manfaat euro digital, kekhawatiran terkait kedaulatan negara tetap ada dalam konteks Eropa.
Pengenalan euro digital berpotensi membatasi kontrol yang dimiliki masing-masing negara anggota atas kebijakan moneter mereka, karena keputusan mengenai sirkulasi dan nilai mata uang digital akan diatur di tingkat Uni Eropa.
Sentralisasi otoritas ini dapat membatasi kemampuan masing-masing negara untuk merespons dengan cepat terhadap fluktuasi ekonomi dan krisis yang spesifik untuk ekonomi masing-masing.
Selain itu, adopsi euro digital secara luas dapat mengarah pada integrasi keuangan yang lebih besar di seluruh Uni Eropa, sehingga mengurangi otonomi masing-masing negara anggota dalam mengelola kebijakan fiskal dan moneter secara mandiri.
Ketika Uni Eropa terus menavigasi kompleksitas transisi digital ini, menyeimbangkan manfaat euro digital dengan pelestarian kedaulatan negara dapat tetap menjadi pertimbangan penting bagi para pembuat kebijakan.